Jumat, 11 Januari 2013

Cakrawala Teknologi

Cakrawala Teknologi



ö iMac
Komputer jenis iMac merupakan pengembangan dari Macintosh (Mac). Macintosh diluncurkan pada  Januari 1984, merupakan komputer pertama yang mempopulerkan graphical user interface (antarmuka pengguna grafis). Pada waktu itu Mac termasuk sebuah perkembangan revolusioner dalam dunia perkomputeran dekstop. Selanjutnya, Mac dikembangkan menjadi iMac, yaitu komputer Macintosh dengan konsep all-in-one yang diperkenalkan pertama kali pada tanggal 7 Mei 1998 oleh Apple Computer. iMac merupakan sebuah desain komputer pribadi pertama yang mengutamakan seni sebagai tujuan utamanya.Produk ini dibuat dengan konsep all-in-one, dimana layar dan unit proses pusatnya (central processing unit) ditampung dalam satu kemasan. Konsep tersebut sudah menjadi tradisi Apple Computer dalam menciptakan komputer all-in-one. Perangkat ini menggunakan prosesor Power PC/G3 233 MHz dan bagian luarnya diberi warna biru bondi. Beberapa bulan kemudian Apple merilis revisi selanjutnya (rev. B atau rev. 2) dari mesin iMac G3 233 MHz. Selain itu, juga dilakukan revisi atau penambahan jumlah Video Ram (VRAM) menjadi 6 MB dan beberapa revisi pada perangkat kerasnya (kabel dari papan analog video serta papan pemasok kekuatan listrik/catu daya). Seiring waktu, dikeluarkanlah iMac G3 generasi selanjutnya yang menyertakan slot pengeluar CD otomatis atau slot loading. Mengenai desainnya, iMac memiliki handle yang memungkinkan orang untuk menenteng komputer tersebut kemana-mana. iMac juga mengadopsi desain Macintosh yang tidak memungkinkan pengguna untuk menambah piranti keras lainnya kedalam komputer. Akan tetapi, pengguna yang banyak akal bisa menggunakan cara jitu untuk mengatasinya.
                                                                                           Sumber: http://id.wikipedia.org




ö  Ponsel Bisa Berdampak Buruk Buat Kulit Kita
Isu radiasi bagi pengguna ponsel bukan  hal yang baru. Namun, penyakit kulit gara-gara posel? Nah, ini berita baru. Dan itulah yang dikemukakan oleh Asosiasi Dermatologis Inggris ( British Association of Dermatologis – BAD).
Asosiasi yang beralamat di http://bad.org.uk ini memperingatkan para dokter tentang apa yang disebut “dermatitis ponsel”. Penyakit ini adalah ruam yang berkembang diwajah atau jari-jemari akibat kontak berulang dengan ponsel yang mengilat. Eh serius, ini bukan lelucon. Menurut BAD, setelah kontak agak lama, nickel alloy di handset dapat menyebabkan kulit memerah dan gatal. Biasanya, di pipi atau wilayah telinga si penderita menjadi merah dan muncul ruam-ruam yang gatal setelah ia berlama-lama menggunakan ponsel (akibat handset bergesekan dengan wajah). Ruam-ruam itu bahkan dapat menyebar ke jari-jemari mereka yang getol ber-SMS.
Pada studi yang dirilis lebih dulu tahun ini, para dokter di AS melakukan pengujian terhadap nikel di 22 handset populer dari delapan produsen dan mendapatkan 10 diantaranya memang mengandung nikel.
                                            Sumber:http://www.ketok.com,Kompas. 18 Oktober 2008.



ö Batik Pun Punya Unsur Matematika
Batik tidak hanya kaya akan filosofi. Batik juga kaya akan penghitungan matematika. Tampaknya nenek moyang kita telah meninggalkan jejak matematika fractal pada kain batik Indonesia. Adalah M Lukman, Yun Hariadi alumnus ITB dan Nancy Margried alumnus Universitas Padjadjaran Bandung membentuk Pixel People Project untuk melakukan penelitian itu.
Apa itu fractal? Fractal adalah salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari teknik perulangan. Batik fractal adalah proyek awal Pixel Project. Nancy mengungkapkan ide munculnya batik fractal saat ia bersama Yun dan Luki (Lukman) membicarakan  objek unik. Ia sering menggambar robot atau tokoh komik dengan teori matematika fractal.Pada suatu ketika Nancy meminta agar Luki menggambar objek yang lebih organis seperti tumbuhan. Luki melukiskan gambar organik, yang kemudian tampak seperti batik.
Yun yang ahli matematika sepakat untuk meneliti kemungkinan batik-batik di Indonesia memiliki unsur matematika. Dari situ, mereka mulai mengumpulkan beragam motif batik untuk dianalisis dari sudut pandang matematika. Sebanyak 300 motif batik dianalisis. Mereka juga berkonsultasi dengan Achmad Haldani yang terkenal sebagai ahli batik tradisional di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.
“Ternyata dari hasil penelitian itu setiap batik tradisional memiliki unsur matematika. Ketika diaplikasikan ke komputer dengan menggunakan rumusan matematika fractal, terdapat kesamaan,” kata Nancy kepada Media Indonesia di Jakarta, akhir pekan lalu.
Dengan rumus matematika fractal itulah batik-batik tradisional itu bisa dikembangkan dan dimodifikasi. Mereka kemudian menyebut batik hasil modifikasi itu sebagai motif batik fractal. Sekitar 300 batik yang tersebar di Indonesia telah diteliti lalu didesain ulang lewat komputer dengan menggunakan peranti lunak open source khusus, yaitu J-Batik.
Hasil riset komprehensif yang dikembangkan lewat analisis fractal,menurut Luki, bisa menjadi pembuktian sahih bahwa akar batik memang berasal dari Indonesia. “Pembuktian itu benar bahwa batik bukan dari negara lain, tapi dari Indonesia. Dengan riset itu pula bisa membantu prediksi terhadap perkembangan motif batik Indonesia dimasa depan,”jelas Luki. Inovasi yang terbilang sebagai sebuah terobosan baru di Indonesia itu sangat menggembirakan. Apalagi desain pertama mereka bisa dipamerkan dalam ajang konferensi internasional seni generatif di Milan, Italia,akhir 2007 lalu. “Dan kami satu-satunya yang menampilkan warisan tradisional dalam pameran itu. Responsnya pun sangat bagus,”imbuh Luki.
Apalagi saat ini desain-desain batik fractal mereka telah masuk ranah industri. Rumah Batik Komar di Bandung telah bekerja sama dengan Pixel dalam mengembangkan batik fractal itu. Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman pun menjadi salah satu pelanggan favorit batik fractal. Nancy dan Luki menambahkan, “Setiap satu motif batik tradisional bisa didesain  ulang dan dikembangkan menjadi ribuan motif baru”. Namun, ada pula kendalanya di lapangan. “Tidak semua perusahaan alat batik bisa menciptakan alat batik yang cukup rumit. Jadi kalau motifnya mau dikembangkan lebih rumit lagi, takutnya malah tidak bisa dicetak,”kata Nancy yang menjadi kepala bisnis dalam perusahaan mereka.
                                                        Sumber:http://ristek.go.id(Diakses tanggal 7 Agustus 2008)



ö Superkomputasi untuk Riset HIV/AIDS
Berbagai Penelitian untuk menemukan teknik, cara dan obat untuk menyembuhkan penyakid AIDS akibat virus HIV terus dilakukan. Salah satu lembaga riset terkemuka Locus Pharmaceuticals, Amerika Serikat, telah memanfaatkan tenaga superkomputasi IBM Deep Computing Capacity on Demand untuk mendukung riset dan perancangan obat-obatan guna menyembuhkan penyakit infeksi yang disebabkan virus seperti HIV/AIDS.
Locus Pharmaceuticals mengombinasikan teknologi komputasional teknologi proprietary yang bertenaga besar dan terfragmentasi dengan salah satu cluster superkomputer berbasis Linux tercepat di dunia. Cara ini dimaksudkan agar dapat secara simultan menemukan lokasi ikatan yang terkait dengan protein target penyakit serta secara cepat menciptakan molekul kecil baru yang menyerupai obat dan dapat terikat pada lokasi protein tersebut. Berlawanan dengan pendekatan komputasional lainnya, teknologi Locus membutuhkan sebuah struktur protein target tiga dimensi yang beresolusi tinggi untuk mengimplementasikan proses penemuan obatnya,
Jika diintegerasikan dengan ilmu kimia  dan biologi, teknologi ini dapat mempersingkat waktu siklus pembuatan obat-obatan inovatif. Untuk meningkatkan efisiensi, Locus menggunakan tenaga komputasi Deep Computing Capacity on Demand sehingga dapat meningkatkan kapasitas infrastruktur superkomputasi 2,3 terflop miliknya. Sedangkan, para ilmuwan Locus menggunakan tenaga sistem IBM eServer Cluster dari server-server xSeries dengan prosesor 32-bit Intel Xeon.
                                                                                                      Sumber:Republika, 18 Januari 2004



ö Perkembangan Program Pengolah Kata
Aplikasi perangkat Lunak perkantoran yang tersedia dan paling populer di pasaran sekarang adalah aplikasi Office buatan Microsoft yang terpasang dijutaan komputer di dunia. Microsoft Office merupakan sekumpulan aplikasi perkantoran yang terdiri dari pengolah kata (word processor), aplikasi pengolah angka (spreadsheet) dan presentasi.
Microsoft Office (MSOffice) bukan satu-satunya aplikasi digital perkantoran yang tersedia di pasaran. Sebelum MS Office, terdapat program pengolah kata lainnya yang pernah berkembang seperti WordPerfect,ChiWriter dan WordStar, meskipun program tersebut sekarang sudah hilang. Setelah Microsoft memperkenalakan aplikasi Office yang bekerja dibawah Windows, pernah berkembang juga sistem pengolah kata dari Linux yang termasuk sistem open source. Namun kualitas sistem tersebut masih kalah dibanding MS Office, sehingga MS Office tetap mampu bertahan. Pada bulan Agustus 1999, Sun Microsystem menghadirkan aplikasi perkantoran yang disebut StarOffice yang bisa digunakan (dengan men-download) oleh siapa saja dan tidak perlu membayar. Namun, status “gratis” StarOffice pun akhirnya punah karena kualitasnya masih kalah dibandingkan dengan MS Office. Padahal awalnya kita mengira kalau StarOffice adalah jawaban kelompok Open Sources dengan sistem operasi Linux yang sangan anti-Microsoft.
Upaya untuk mendobrak dominasi MS Office dengan segala fitur yang hampir mirip muncul dalam aplikasi berbasis open sources yang baru, yaitu OpenOffice. OpenOffice berbeda sama sekali dengan StarOffice walaupun dikembangkan berdasarkan kode program yang ada pada StarOffice terdahulu. Perbaikan yang disediakan OpenOffice antara lain kemampuannya untuk membaca semua dokumen standar MS Office tanpa tambahan aplikasi yang dikembangkan pihak ketiga. Mereka yang sebelumnya terbiasa dengan MS Office akan merasa nyaman dengan OpenOffice karena semua perintah dalam aplikadi pengolah kata maupun angka,aplikasi presentasi dan lainnya semuanya sama. Kesamaan ini jelas akan memudahkan bagi mereka yang ingin migrasi dari MS Office ke OpenOffice. Selain itu,OpenOffice tidak hanya dapat digunakan pada sistem operasi Linux, tetapi juga bisa digunakan diatas platform sistem operasi Windows. Namun, masi ada beberapa persoalan antara kedua program tersebut, seperti dokumen MS Office yang memiliki password tidak bisa dibuka di OpenOffice. Oleh karena itu, Microsoft Office masih mendominasi pasar  hingga saat ini.
                                                                                                      Sumber:www.forumkomputer.com

0 komentar:

Posting Komentar